Friday, April 22, 2011

Antara Logika dan Emosi

Ketika berbicara masalah logika dan emosi yang terbayang di sebagian besar orang adalah agungnya logika dan hinanya emosi. Tapi yang saya dapatkan tadi malam ketika membaca sebuah buku sungguh jauh berbeda. Di buku tersebut si penulis menyatakan bahwa sebagian besar orang yang sukses bukanlah orang yang mengandalkan logika. Sebaliknya, orang yang sukses adalah orang yang memberikan emosi yang terbaik dari dirinya.

Sumber kekuatan orang bukan di logika tapi di emosi. Mengapa orang melakukan sesuatu itu dikarenakan sebuah emosi, bukan logika. Tidak percaya, kita ingat kisah orang-orang Jahiliyah di jaman Rasulullah. Bila mereka ditanya apakah mereka tahu bahwa Muhammad adalah orang jujur? Pasti mereka menjawab iya betul Muhammad adalah orang yang jujur. Kejujuran Muhammad tidak terbantahkan. Dia tidak sekalipun pernah berkata bohong.

Namun yang terjadi ketika mereka diminta bersyahadat, mereka malah tidak mau. Begitu juga dalam Qur'an. Bila ditanya siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Siapakah yang menciptakan pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang memberikan rizki dan mengatur segala urusan? Semua akan menjawab Allah. Namun mengapa mereka tidak beriman.

Semua kembali kepada emosi mereka. Mereka sudah cinta dengan yang namanya adat budaya nenek moyang mereka. Mereka suka setengah mati dengan kebiasaan di kampung dan lingkungan. Bila kemudian mereka diminta untuk hanya taat dan patuh pada Allah dan Rasul-Nya, hal itu jelas melukai rasa cinta yang mereka miliki terhadap budaya nenek moyang mereka. Lama kelamaan rasa yang tidak cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya menjadi benci pada Allah dan Rasulnya. Jadi antara logika yang membenarkan suatu peristiwa tidak diikuti dengan rasa cinta, menjadikan sebuah kejahiliyahan, kebodohan.

Dan kebenaran yang disertai dengan rasa cinta terhadap kebenaran itu disebut oleh Qur'an dengan bahasa HIDAYAH. Yang mendorong Abu Thalib tidak beriman adalah rasa cintanya terhadap agama nenek moyangnya meski dia tahu bahwa keponakannya adalah orang yang membawa kebenaran. Ia sudah cinta mati dengan budaya nenek moyangnya.

Yang mendorong Umar bin Khattab masuk Islam adalah rasa cintanya terhadap kebenaran bukan kebiasaan. Sehingga ketika ia sadar bahwa Islam adalah sesuatu yang benar ia spontan melakukan oleh seorang yang jatuh cinta, ia memeluk yang dicintai.

Logika dibutuhkan untuk menimbang dan memperkirakan, sebuah peristiwa apakah akan diterima oleh diri manusia atau tidak. Namun pelaksanaan dan aksi berikutnya adalah domain emosi atau perasaan. Bahkan aksi manusia untuk menimbang itupun sudah masuk dalam domain emosi.

Bila anda sudah memikirkan bahwa yang anda lakukan adalah sesuatu yang benar, namun belum ada kerja nyata, berarti emosi anda belum tersulut oleh kebenaran anda. Ia mungkin sedang dalam pengaruh emosi yang lain. Yang harus anda lakukan adalah membangun sebuah emosi. Apa yang akan anda rasakan bila anda melaksanakannya? Bangun emosi cinta terhadap kebenaran anda.

Apakah orang-orang yang sukses di dunia ini adalah orang yang menggunakan logikanya? Tidak, mereka menggunakan emosinya. Karena emosi, mereka tetap berbuat, bekerja dan berkarya. Ketika emosi mereka tersulut, mereka akan bekerja dengan penuh semangat dan penjiwaan. Aksi yang dimotori oleh emosi atau tidak yang nantinya membedakan kemenangan dan kegagalan.


Wallahu A'lam Bish Showab.

Thursday, April 21, 2011

Ingin Dapat Kondisi Ideal? Ini Caranya....

Masih berhubungan dengan tulisan sebelumnya. Ada sebuah kisah yang ada di buku Adam Khoo yang berjudul Master your Mind Master Your Destiny. Dan sepertinya ini adalah hikmah yang hilang di dunia Islam. Dan karena yang paling berhak atas hikmah adalah umat Islam maka saat ini saya akan membaginya ke semua.

Dikisahkan ada seorang yang berpangkat manajer yang datang ke Adam Khoo. Dia ingin berkonsultasi, katanya. Nyatanya yang dia lakukan adalah mengeluh. Dia mengeluhkan kinerja anak buahnya. Karena anak buahnya tidak bisa ini dan itu, sehingga ia tidak bisa mencapai target yang sudah diberikan oleh pimpinannya. Dia selalu mengeluh bahwa anak buahnya tidak kompeten, malas, gampang menceritakan keburukan organisasi ke lembaga atau organisasi lain.

Ketika semua uneg-unegnya telah dikeluarkan, kini giliran Adam Khoo berbicara. "Pak, kalo menurut anda sebenarnya pegawai atau anak buah yang baik itu seperti apa sih? Coba anda buat daftarnya! Apa saja kemampuan yang harus dimiliki oleh anak buah anda?"

Si Manajer kemudian membuat daftar dari kemampuan-kemampuan ideal seorang pegawai. Komunikasi yang bagus, bisa membuat presentasi yang menawan, selalu mendukung keputusan perusahaan, mau bekerja keras, bisa memberikan solusi atas permasalahan yang ada, cepat mengambil keputusan, tidak gampang putus asa, dan lain sebagainya.

Setelah selesai, si Manajer kemudian menyerahkan daftar kompetensi pegawai yang telah ia buat ke Adam Khoo. Adam Khoo bertanya kepada si Manajer yang ternyata membuat si Manajer terdiam berpikir keras. Yang ia tanyakan adalah, "menurut anda bila ada pegawai yang memiliki kemampuan seperti itu apakah dia mau bekerja untuk anda?" Skak Mat.

Si Manajer terdiam tidak bisa menjawab.

Memang benar, kita sering meminta orang lain untuk berubah lebih kompeten lebih bekerja keras. Tapi kadang kita lupa bahwa untuk membuat lingkungan kita berubah, kita seringkali harus merubah diri kita terlebih dahulu. Dan ini memang berat. Untuk mendapatkan pegawai yang kompeten, kita harus merubah diri kita sehingga kita layak untuk mendapatkan pegawai yang kompeten. Untuk mendapatkan murid yang brilian, seorang guru harus mengubah dirinya dari guru yang kaku menjadi guru yang kreatif. Untuk mendapatkan anak yang rajin belajar, sang orang tua terlebih dahulu harus merubah dirinya menjadi seseorang yang giat belajar. Ingin mendapatkan mad'u yang berpotensi dan patuh, sang da'i harus merubah dirinya dulu menjadi orang yang layak mendapatkan kepercayaan da'i.

Bagaimana dengan anda? Apakah anda ingin keadaan di lingkungan anda lebih baik? Mulailah ubah diri anda sehingga anda layak untuk mendapatkan perubahan yang baik.

Wallahu A'lam Bish Showab.

Tuesday, April 19, 2011

Hutang untuk beli rumah dan utang untuk kuliah.... bagaimana di Amerika?

Pemikiran ini muncul ketika saya baca sebuah artikel dari economist.com. Di sana diceritakan bagaimana sekarang ini muncul sebuah persoalan baru di Amerika. Bergeser dari besarnya kredit perumahan di sana yang menyebabkan krisis ekonomi.

Kini kredit tidak hanya rumah, untuk kuliah sekarang ada utang-utangannya. Iming-imingnya jelas. Kalo punya gelar lebih tinggi pasti dapat kerja lebih bagus. Katanya.

Itu juga belum tentu juga. Maka ada di sana salah seorang entrepreneur memberikan beasiswa sebesar 100 ribu dollar kepada 20 orang agar tidak masuk kuliah. Mereka diminta untuk memulai bisnis mereka sendiri.

Ada sisi lain sebenarnya yang menarik bagi saya. Wah ternyata tujuan pendidikan adalah untuk mencari uang. Dan karena tujuannya adalah untuk mencari uang. Hanya itulah yang akan didapatkan bagi mereka yang akan berangkat kuliah. Tidak perbaikan tingkah laku, perilaku, keilmuan. Tidak ada. Yang ada hanyalah mencari uang.

Padahal Rasul berpesan 9 dari 10 pintu rizki adalah berdagang. Maka berbisnislah.

Bukan berarti tidak boleh kuliah. Tapi tujuan untuk kuliah sebaiknya diperbaiki lagi. Masak hanya untuk cari uang. Rugi lah waktu selama 4 tahun bahkan lebih bagi yang mbangkong.

Kok jadi semakin tidak jelas ya...

Ini tanda harus segera pulang.

Wallahu A'lam bish showab.

Tidak Ada Murid yang Bebal, Yang ada hanya guru yang tidak kreatif..

Itu adalah salah satu kalimat yang kusukai ketika membaca bukunya Adam Khoo. Dia menceritakan betapa banyaknya orang tua dan guru yang mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi yang menimpa dirinya. Mereka menjumpai bahwa anak, murid yang mereka temui ternyata pemalas, nakal dan tidak bisa menangkap pelajaran sama sekali.

Kondisi menjadi korban ini memang melenakan. Karena menjadi korban, orang tua dan guru yang mengeluh seakan-akan menjadi obyek dari murid dan anak yang nakal.

Sebenarnya yang terjadi adalah karena tidak ada keinginan untuk menjadi guru atau orang tua yang lebih baik. Ketika sang anak terjerat narkoba, orang tua cenderung menyalahkan pergaulan anaknya. Sementara dirinya belum menjadi orang tua yang bisa dijadikan anak tempat mencurahkan perasaan.

Guru, ketika siswanya tidak lulus atau gagal ujian menyalahkan muridnya karena tidak rajin belajar. Tapi dia sendiri tidak pernah berubah agar pelajaran yang ia sampaikan menjadi suatu yang menarik bagi siswa-siswanya.

Seorang pemimpin selalu mengeluhkan bawahannya yang tidak kompeten. Namun dia sendiri tidak pernah berintrospeksi apakah dirinya telah menjadi teladan dan memberikan kesempatan bagi anak buahnya untuk berkreasi.

Seorang da'i mengeluhkan mad'u atau masyarakat yang menjadi permisif (bebas). Tapi sang da'i juga belum berubah untuk mengajak kepada Islam dengan cara yang bijaksana.

Tidak ada murid yang dungu, bebal dan nakal, yang ada hanya guru yang tidak kreatif dan kaku.

Tidak ada anak yang nakal, brutal, yang ada hanya orang tua yang belum tahu bagaimana seharusnya menjadi orang tua.

Tidak ada anak buah yang tidak kompeten dan malas, yang ada hanyalah pemimpin yang belum bisa menjadi teladan dan memberi kesempatan anak buah untuk belajar.

Tidak ada mad'u yang tidak berpotensi, tidak memiliki semangat Islam, yang ada hanya da'i yang tidak mengajak mereka dengan cara yang bijaksana dan manusiawi.

Masih banyak lagi yang lain... silahkan ditambahi sendiri.............
Tidak ada ........ yang........, yang ada hanya.......... yang ...........
Tidak ada ........ yang........, yang ada hanya.......... yang ...........
Tidak ada ........ yang........, yang ada hanya.......... yang ...........
Tidak ada ........ yang........, yang ada hanya.......... yang ...........
Tidak ada ........ yang........, yang ada hanya.......... yang ...........

Ketika Anak Meng-Kafir-kan Orang Tuanya...

Sedih, ..... Marah,.... Itu adalah sesuatu wajar ketika mendengar cerita yang memilukan tentang ayah dari seorang anak bernama Muhammad Syarif.

Sang ayah menangis ketika, ia mengisahkan suatu saat ketika ia berdebat dengan sang anak. Hingga muncul sebuah kalimat dari sang anak yang mengatakan bahwa sang ayah adalah seorang kafir.

Rasulullah saja yang jelas-jelas memiliki seorang paman, Abu Thalib, yang kafir tidak pernah mengatakan kata-kata seperti itu. Bahkan beliau menghormati sang paman. Tapi sungguh perilaku dan perkataan sang Anak melebihi contoh yang diberikan oleh Rasulullah.

Hal yang membuat saya berpikir adalah betapa gampangnya sang pelaku mengatasnamakan Islam atas tindakannya tersebut. Saya tidak habis pikir. Islam yang mana yang mengkafirkan ayahnya sendiri? Islam yang mana yang menghalalkan darah muslim yang lain? Saya tidak tahu lagi Islam yang mana yang diamalkan.

Aku tahu, aku pun pernah merasakan gejolak semangat yang membara ketika pertama kali tersadar tentang betapa banyak maksiat yang telah kulakukan. Semangat Islamku menggelora, sehingga melihat semua hal selalu dengan hitam dan putih, benar dan salah. Aku bersyukur kepada Allah bahwa sebelum aku melakukan seperti yang dilakukan Syarif, aku bersemangat untuk membaca terutama membaca sirah atau sejarah Rasulullah. Dan juga buku-buku yang bercerita tentang sirah sahabat.

Ketika itulah aku menyadari betapa tolerannya Rasulullah. Namun di samping toleransi beliau yang besar, ada sebuah ketegasan yang jelas. Beliau tetap memberi makan kepada seorang yahudi buta yang ketika diberi makan masih mencaci maki Rasulullah. Beliau masih memaafkan Abu Sufyan, walaupun ketika masih di Mekkah, Abu Sufyan bersama Abu Jahal sama-sama memusuhi Rasulullah.

Begitu juga dengan kisah-kisah sahabat Rasulullah yang lain. Generasi sahabat adalah sebuah contoh perilaku kehidupan yang indah. Tidak ada sikap memusuhi akibat perbedaan tauhid. Yahudi dan Nasrani tidak dimusuhi. Selama mereka tidak menunjukkan niatan untuk memusuhi Islam dan mengusik masyarakat Islam, mereka akan bisa hidup berdampingan dengan aman.
Sungguh sangat disayangkan syarif tidak belajar dengan baik. Ia hanya melihat dan mendengar dari satu sisi. Ia gagal melihat kesempurnaan Islam yang toleran terhadap kehidupan sosial namun tegas terhadap tauhid. Semangatnya yang bergelora setelah mendapatkan pencerahan malah membuat langkah yang salah.

Hal Kedua yang menjadi perhatianku adalah, betapa tidak sabarnya dakwah yang dilakukan oleh Syarif dan gerakannya. Mereka tidak sadar bahwa dakwah Rasulullah bisa tersebar ke seluruh dunia setelah Rasulullah 23 tahun berdakwah. Bukannya waktu yang lama yang menjadi ukuran. Tapi perilaku ketika berdakwah itulah yang menjadi ukuran.

Ketika berdakwah, yang dilakukan oleh Rasulullah adalah dengan menunjukkan perilaku yang sungguh mulia. Pun ketika sudah berada di Madinah, Rasulullah tidak serta merta mengusir Yahudi, kecuali kaum yahudi sendiri yang menunjukkan pelanggaran terhadap kesepakatan yang mereka sepakati dengan Rasulullah.

Aku berpikir, jangan-jangan mereka tidak sabar dan tidak tahan dengan kondisi dakwah. Karena banyak orang yang di lingkungannya tidak ikut dalam dakwahnya mereka panik. "Daripada saya berjuang dalam waktu yang lama dan tidak ada yang mau ikut. Lebih baik kita bunuh semua saja yang tidak mau ikut". "Yang penting kita khan sudah berusaha". Begitu mungkin ya!

Wallahu A'lam Bish Showab

Monday, April 18, 2011

Ketika CCTV ikut UN

Terkejut dan kaget. Itu adalah reaksiku ketika melihat sebuah berita di Metro TV. Di Bogor, ada sejumlah sekolah yang bertaraf internasional memasang CCTV. Dan setelah ditelusuri ternyata tidak hanya di Bogor, di Purwokerto pun memasang CCTV.

Ada banyak alasan memang yang membuat sekolah tersebut memasang CCTV. Ada yang berdalih untuk diketahui publik bahwa sekolahnya memang tidak berniat untuk berbuat curang pada ujian kali ini.

Namun, satu hal yang pasti, terbayang dalam benak saya, bahwa sekolah yang seharusnya tempat mengajarkan kejujuran kini tidak lagi bisa dipercaya. Guru yang seharusnya menjadi panutan untuk berbuat jujur tidak lagi bisa diandalkan. Sungguh sebuah kepiluan yang mendalam.

Ternyata pendidikan kita yang ingin mewariskan kepada generasi muda nilai-nilai kebaian tidak lagi bisa diharapkan. Bagaimana tidak, wong ketika ujian saja harus dipantau CCTV. Seakan-akan guru dan sekolah bukan lagi tempat yang tepat untuk menempa siswa dalam mempraktekkan arti sebuah kejujuran.

Atau mungkin saya yang terlalu ideal. Padahal kita semua sudah tahu banyak sekolah-sekolah yang menganjurkan siswanya agar saling membantu dalam menjawab soal ujian. Banyak guru yang menjadi pengawas mendiamkan perbuatan curang karena di sekolah tempat ia mengajar guru lain juga bersedia untuk mendiamkan. Sama-sama menguntungkan. win-win solution lah bagi kedua belah pihak.

Ya mungkin kejujuran memang bukan lagi yang utama dalam mendidik anak-anak kita. Tidak heran kalo Indonesia menjadi tempat yang tidak lagi gemah ripah loh jinawi. Karena penduduknya memang masih mewariskan ketidakjujuran bagi anak-anaknya.

Wallahu a'lam bish showab.

Friday, April 15, 2011

Tanggung Jawab memang Tidak Mudah

Bukan sesuatu yang sulit sebenarnya kata tanggung jawab untuk diucapkan. hanya terdiri dari dua rangkaian kata. Namun untuk melaksanakannya berbeda..

Baru kemarin aku membaca buku Adam Khoo tentang Responsibility. Keren benar si Adam Khoo itu menggabarkan sebuah tanggung jawab. Tanggung Jawab itu beda dengan menyalahkan diri sendiri. Tanggung Jawab adalah sesuatu yang beda.

Ketika kita mendapatkan sebuah masalah, kita cenderung menyalahkan selain dari diri kita. Terkadang kita menyalahkan istri yang tidak mendukung, anak yang nakal, saudara yang hanya bisa mencibir, teman kerja yang tidak kompeten dan lain sebagainya. Bahkan ada yang menyalahkan presiden, mentri atau anggota DPR yang tidak lagi peduli dengan nasib rakyatnya.

Memang setelah itu, kita akan merasa lebih baik. Karena kita akan mendapatkan empati dari orang lain. Bahwa kondisilah yang menyebabkan kita menjadi seperti sekarang ini. Tapi Adam Khoo mengatakan kalo kita menyalahkan kondisi atau keadaan selain dari keadaan diri kita, maka kekuatan untuk memegang kendali atas nasib kita akan dimiliki oleh kondisi. Bukan di atas tangan kita sendiri.

Menyalahkan orang lain itu melenakan, karena itu akan membuat kita tidak mau berubah.

Tanggung jawab itu bukan menyalahkan diri sendiri. Kita menyalahkan diri kita bahwa kita ini pencundang, memang tidak bisa atau tidak mampu mengatasi masalah apapun.

Tanggung jawab itu adalah menyadari bahwa yang terjadi pada diri kita adalah sepenuhnya tanggung jawab dari diri kita sendiri. Bukan orang lain, keadaan, istri, teman kerja. Mengapa teman kerja kita tidak kompeten, karena mungkin kita tidak pernah membagi keahlian dan pengetahuan yang kita miliki sehingga mereka menjadi tidak kompeten.

Sebuah ilmu yang berat, karena ketika baru membaca sudah kejadian di siang harinya. Yang seharusnya ada pekerjaan menanti malah mendahulukan permintaan teman sehingga pekerjaan sendiri terbengkalai. Kalo kemudian menyalahkan teman yang meminta, berarti kita tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang sudah diembankan kepada kita. Berat memang karena itu menunjukkan betapa lemahnya kepemimpinan diri kita. Tapi memang itu caranya untuk berubah menjadi lebih baik. Mau bagaimana lagi.

Orang-orang yang sukses tidak pernah menyalahkan keadaan. Kalo orang boleh menyalahkan keadaan maka yang paling layak adalah Rasulullah. Beliau mendapatkan ujian yang besar. Dan memang kondisi masyarakat seperti itu. Tapi yang dilakukan Rasulullah berbeda, ia tetap berusaha meski mendapat cacian, hinaan, dan ancaman pembunuhan.

Ahh, sebuah pengalaman yang mendidik untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Wallahu A'lam bishshowab.

Thursday, April 14, 2011

Enam Langkah Mudah Menghasilkan Uang (bag. terakhir)

Langkah ke enam

Coba dan Coba lagi

Sebagaimana kubilang sebelumnya, semua ini hanyalah masalah latihan. Mau belajar main drum atau belajar bisnis semuanya sama. Awalnya memang tidak sukses. Kedua kali dan berikutnya mungkin juga tidak membaik. Tapi semakin lama dan dengan banyak latihan, akhirnya pasti nyampe juga.

Ini ada latihan mudah untuk menghasilkan uang. Cobalah beli sesuatu barang di pusat barang bekas. Carilah barang yangk kira ada banyak persediaan dan permintaan. Beli dan segera jual. Lalu belilah lagi. Jual dengan harga yang lebih mahal dari yang kita beli. Berapa keuntungan maksimal yang kita peroleh. Lihat berapa hasilnya setelah 10 kali transaksi.
Lalu mulailah merubah sesuatu. Mulai tambah ada penjelasan, katalog, tambah dengan foto, pokoknya cobalah sesuatu yang terpikirkan.

Cobalah, karena tidak ada resiko yang serius. Kalo sudah punya produk atau bisnis tidak perlu buat produk baru atau bereksperimen yang aneh-aneh. kalo belum punya bisnis, ini adalah cara yang tepat untuk mencoba otot bisnismu.
Selesai.

Rangkuman enam langkah mudah menghasilkan uang
1. Pahami cara berpikir calon pembeli
2. Jual barang yang anda sendiri mau beli
3. Kalo memang bagus, pasang harga lebih
4. Coba dengan pricing yang berbeda
5. Jangan Nyantai, Bayankan tidak ada dana cadangan
6. Latihan lagi-dan lagi.

Enam Langkah Mudah Menghasilkan Uang (Bag.4)

Langkah ke lima

Tidak Ada yang Salah dengan Lapar dengan Keuntungan.

Nilai dari sebuah "bootstrap" (berjuang habis-habisan tanpa ada modal cadangan)

Aku beruntung belajar untuk berjuang habis-habisan sejak aku berumur 14 tahun. Karena memang jalan untuk menjadi pengusaha itu sebuah jalan yang panjang.

Aku hanya meminjam uang untuk bisnis hanya sekali dalam hidupku. Itu untuk beli komputer ketika aku kuliah. Aku tidak pernah bisa membayarnya. Karena aku tahu kalaupun aku membayarnya mereka pasti tidak mau menerimanya.

Tapi ya cukup sampe di situ. Karena semuanya memang berjuang mati-matian tanpa ada cadangan, meskipun banyak lembaga yang menawarkan pinjaman uang. Tapi aku berprinsip bahwa investorku adalah pelangganku. Aku harus menghasilkan keuntungan sejak hari pertama berbisnis.

Apa lagi yang bisa kusampaikan tentang berjuang-habis-habisan. Baik mulai bisnis baru atau tidak, selalulah berpikir untuk berjuang habis-habisan tidak dana cadangan. Hal ini akan membuat kita berpikir untuk menghasilkan untung sejak hari pertama. Perbedaan yang berjuang habis-habisan tanpa dana cadangan dengan yang menggunakan modal cadangan adalah, yang tidak ada cadangan sejak awal harus untung karena kalo tidak sudah tidak ada uang lagi. Artinya bangkrut.

Kalo bisnis yang punya dana cadangan, yang dipikirkan adalah bagaimana membelanjakan uang. Tenang saja banyak uang di bank kok, investor itu meminta kita beli alat ini itu, sewa orang ini dan itu. Tenang saja tidak usah buru-buru. Kayaknya sih nyaman, tapi sebenarnya itu menyakitkan. Karena hal itu menggantikan kerja keras, perjuangan dengan sebuah kenyamanan yang semu.

Semua orang bisa menghabiskan uang, menghasilkan uang itu yang sulit. Dan harus menghasilkan sejak hari pertama adalah cara yang ampuh untuk menjadi lebih baik berikutnya.

6 Langkah Mudah Menghasilkan Uang (Bag. 3)

Langkah keempat

Pemberian Harga (pricing) yang berbeda

Banyak Jalan menuju dollar yang sama

Jangan hanya asal nyebut harga. Coba semua cara untuk memasang harga. Itu juga cara yang hebat untuk menghasilkan uang dengan lebih mudah.

Sebelum punya 37 Signal, Aku bekerja sebagai web desainer freelance. Aku pasang tarif perjam. Banyak yang pesan, tapi kok kayaknya ndak imbang deh. Kalo aku bisa selesaikan pekerjaanku 3 jam lebih cepat dari pada orang lain kok aku dibayar sama dengan yang selesai 4 jam bahkan lebih? Maka ketika aku dan temanku membuat 37 Signals tahun 1999, kami pasang tarif berdasarkan proyek.

Setelah itu sukses besar. tapi lama kelamaan proyek yang kami terima menjadi besar dan semakin besar, hal ini jelas membuat biaya jadi lebih besar. Dan hal ini mengganggu klien. Proyek yang besar artinya waktu yang lama yang juga berarti biaya besar. Selain itu dalam masalah web, semakin tambah waktu berarti tambah juga resikonya, dan resiko adalah yang banyak tidak disukai.

Kupikir dengan serius masalah ini, dan akhirnya kuambil sebuah keputusan. Daripada mengerjakan proyek yang besar, lama dan mahal, kami menawarkan bagaimana kalo yang kecil yang murah. Daripada mengerjakan redesain web sebanyak 15 halaman yang butuh 50.000 dollar dan menghabiskan waktu 3 bulan, kami memberikan saran bagaimana kalo 3.500 dolar perhalaman lalu kami selesaikan dalam waktu satu pekan. Kalo klien ingin tambahan halaman, tambah lagi aja 3.500 dolar dan satu pekan. Hal itu kami namai dengan 37 Express.

Berhasil. Cara itu membuat resikonya semakin kecil. Banyak perusahaan yang hanya akan mencoba-coba kami sebelum mereka serius dengan hasil kami. Hal itu juga bermanfaat bagi kami-rapat berkurang, stres berkurang, dan tidak terlalu harus banyak berjibaku dengan pengambilan keputusan yang serba rumit. Cukup dengan satu pekan proyek dengan harga yang oke. kalo mau lebih tinggal bilang dan bayar lagi dengan harga yang sama.

Sekarang kami sudah tidak lagi mendesain website, jadi 37 express sudah tidak ada lagi. Tapi strategi yang jitu untuk menghasilkan uang. Dengan menghilangkan rasa takut dari klien, mereka akan membayar lebih untuk itu. Orang tidak suka dengan ketidakpastian, terutama yang masih harus bayar. Waktu seminggu dan harga yang tidak terlalu mahal adalah sebuah kepastian.
Kami di 37 Signals terus mencoba memberikan harga yang berbeda. Salah satu aplikasi kami ada yang berharga mulai 24 hingga 249 dolar perbulan. Jualan ebook 19 dolar kalo buku aslinya 25 dolar. Banyak hal lah yang bisa dicoba-coba. Kami bahkan jualan kaos promosi dengan harga 19 dolar. Biasanya orang lain memberikan gratis. Kami jual kaos promosi kami dengan harga 19 dolar.

Wednesday, April 13, 2011

Membaca YUK!!

Oxford University academics have found that 16 year olds who read books at least once a month were significantly more likely to be in a managerial or professional job at 33 than those who did not read books at all.
Penelitian dari Oxford University menemukan bahwa mereka yang pada usia 16 tahun membaca buku satu buku perbulan, secara signifikan akan menjadi manajer atau memiliki pekerjaan profesional di usia 33 tahun dibandingkan yang tidak membaca buku sama sekali. Mungkin Di Inggris, di Indonesia.....??

Tuesday, April 12, 2011

6 Langkah Mudah Menghasilkan Uang (bag 2)

Kedua, Jual produk yang anda sendiri pasti akan beli

Masa Remaja

Menginjak masa remaja aku sudah tidak sabar lagi untuk memulai bisnis sendiri. Aku keluar dari toko peralatan tenis. Aku sudah tahu bagaimana bisnis retail. Cukup mudah sebenarnya. Ambil barang dari distributor, naikkan harga, jual, dapat untung deh. Coba saja lah. Ternyata aku dapat lisensi reseller dari sebuah distributor.

Dari lisensi tersebut aku bisa beli computer, stereo set, telelpon genggam, dan detektor radar. Rasanya seperti mimpi bisa beli barang-barang itu dengan harga murah. Lalu aku mikir. Kalo aku senang mendapatkan barang-barang tersebut dengan harga murah, pasti teman-temanku ngiler. Langsung deh, aku tawarkan ke teman-teman dengan harga lebih murah dari pada beli dari toko. Tidak banyak sih yang terjual, tapi dengan keuntungan 100 dollar, cukuplah bagi anak remaja ketika itu.

Lalu aku dapat penawaran barang lain. Aku punya katalog persediaan militer dan peralatan olahraga. Kugunting yang kira-kira keren, kutempel di sana sini, fotokopi dan sebar ke teman-teman. Lalu jelas, laris manis.

Tidak banyak sih memang yang terjual sampe jadi kaya. Tapi minimal tidak ada yang dirugikan. Dan itu adalah pelajaran yang besar.


Ketiga,

Totalnya jadi 20 Dollar

Bgaimana dan mengapa harus bayar untuk dapat produk.

Hal ini terjadi ketika aku SMA. Aku termasuk orang yang senang dengan musik, dan juga komputer. Koleksi CD dan kaset musikku membengkak, aku tidak tahu bagaimana untuk mengatur koleksi tersebut.

Waktu itu belum ada World Wide Web. Yang ada hanya AOL. Jadi aku merayu orang tuaku agar aku bisa mendapatkannya dan aku berjanji bahwa hal itu akan membantuku dalam belajar. Begitu dapat, langsung aku otak-atik. Ada sebuah program bagus yang namanya File Maker Pro. Bisa menyimpan data base tanpa harus bisa bahasa program. Aku bongkar sana-sini, tambal sulam jadilah akhirnya aku membuat sebuah software yang bisa menelusiri koleksi musikku.

Ketika aku semakin menggunakan aku semakin tahu bagusnya program yang kubuat. Nah dari pada aku bagi free alias gratis, aku ganti jadi shareware. Untuk 25 CD pertama gratis, untuk selanjutnya bayar dulu 20 dollar untuk membuka kuncinya.

Jadilah akhirnya aku mendapatkan 20 dollar dan total yang kudapat dari Audiofile ku sebesar 5000 dollar. lumayan untuk anak kuliahan ketika tahun 90-an.

pelajarannya adalah orang lain tidak ada masalah dengan membayar untuk sesuatu yang bekerja dengan baik. Kalau kamu membuat sesuatu dengan semangat yang tinggi dan hasilnya sangat mengagumkan patok saja harganya. Karena nantinya walaupun masih ada banyak sesuatu yang gratis. Tapi orang akan rela membayar untuk sesuatu yang mereka senangi.

Selain itu ada pelajaran lagi: dengan memberikan label harga menunjukkan bahwa kamu ingin menjadikan sesuatu tersebut lebih baik.

Kalo anda ingin mengetahui umpan balik dari pelanggan, patok harga, maka anda akan tahu bagaimana sebenarnya nilai produk anda di mata mereka. .

6 Langkah Mudah Menghasilkan Uang. (bag 1)

Artikel ini adalah terjemahan dari sebuah artikel yang ditulis oleh Jason Fried. Seorang entrepeneur di AS. Yaa ada tambahannya sedikit-sedikit lah dari saya.

Kalau sampean ditanya, bagaimana bila ingin pandai bermain drum? Dengan mudah kita pasti tahu jawabannya. Tentu saja dengan ikut les drum, punya stik, punya drum dan terus berlatih tanpa henti ('kotekan'). Lambat laun kita akan bisa bermain drum walaupun tingkat kemampuan mungkin tidak sesempurna pemain drum profesional.

Sebenarnya begitu juga keahlian dalam menghasilkan uang. Caranya juga adalah belajar, tapi mungkin cara belajar untuk menghasilkan uang bisa sangat berbeda dengan cara kita untuk belajar drum.

Dalam diri masing-masing kita sebenarnya tertanam rasa ingin tahu yang besar. Ketika kita kecil kita memiliki rasa keingintahuan yang besar. Namun entah kenapa semakin tua, ternyata gairah itu semakin menurun. Orang semakin malas untuk belajar hal-hal yang baru. Bahkan ada juga yang berhenti sama sekali.

Untuk mencari uang adalah sebuah pelajaran yang sangat sulit. Tapi saya akan berikan sebagai berikut,

Cara Pertama untuk Menghasilkan Uang dengan Mudah
Sebuah Pelajaran dari Berjualan Sepatu dan Raket Tenis
Memahami pembeli adalah kunci untuk menjadi penjual yang kuat.

Pelajaran ini bermula ketika saya berumur 14 tahun. Di Amerika Serikat umur-umur itulah remaja diijinkan oleh orang tuanya untuk bekerja sambilan. Di musim panas saya mendapatkan sebuah pekerjaan di sebuah toko. Di tahun pertama belum banyak pelajaran yang saya dapat. Baru tahun kedua pelajarannya dimulai.

Saya bekerja di sebuah toko yang menjual peralatan golf dan tennis. Saya tidak bisa bermain tenis, tapi saya harus belajar cara untuk menjadi salesman tenis terbaik . Hal itu karena saya menemukan , alasan orang membeli tidak sama dengan alasan perusahaan menjual barangnya.
Perusahaan memberikan pengetahuan atau semacam pelatihan bagi kami. Mereka mengatakan agar kami bisa memberitahukan kepada pelanggan tentang keunggulan produk. Bahan sepatu kini lebih mutakhir. Karetnya dari karet Goodyear. Bahkan modelnya akan dibuat dengan teknologi yang membuat lebih memudahkan pergerakan. Pokoknya semua keunggulan produk ditunjukkan kepada kami.

Mereka kira dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan tersebut mereka akan meyakinkan pembeli. Tapi, nyatanya mengejutkan. sebagian besar pelanggan atau calon pembeli tidak ngurus. Malah sabaliknya. Kalau kita menjelaskan kepada seseorang dengan istilah-istilah yang tidak mereka mengerti, orang cenderung tidak percaya, mungkin karena dianggap 'nggurui'. Padahal kepercayaan sangatlah penting. Anda bisa saja membual segala keunggulan yang ada di produk anda agar mereka mau beli, tapi itu tidak lama. Bila ternyata produk anda mengecewakan, mereka akan segera meninggalkan anda.

Saya pun tersadar. Saya pun menghentikan penjelasan yang tidak bermanfaat itu. Saya kemudian menyadari bahwa ketika pelanggan ingin membeli sepatu, mereka melakukan tiga hal. Satu, mereka melihat tampilan dan gaya. Dua, mencoba siapa tahu nyaman. Dan tiga, mereka melihat harga. Kalo ada iklan dari bintang terkenal sih membantu. Tapi masalah teknologi, bahan, hasil tes dari lab, sepertinya tidak ada seorang pun yang ngurus. Dengan memahami tiga hal tersebut saya berhasil menjual segudang sepatu dan raket tenis.

Memahami apa yang ingin diketahui oleh orang - dan apakah hal itu berbeda dengan yang anda sampaikan kepada mereka adalah hal yang sangat mendasar bagi sales. Dan anda tidak dapat uang bila anda tidak bagus dalam selling.

Saya belajar hal ini ketika masih menjadi salesman sepatu saat remaja, dan hal tersebut masih menjadi dorongan dalam usaha saya.

Hal ini adalah sesuatu yang unik, dan pasti diketahui oleh banyak orang. Tapi nyatanya masih banyak perusahaan dan produk yang tidak melihat hal ini. Pelajaran ini sepertinya masih layak untuk dipelajari lagi dan lagi.

Apakah anda tahu kenapa pembeli memilih produk anda? Apakah alasan mereka sudah sama dengan alasan produk kita? Sudahkah anda tahu apa yang diinginkan calon pembeli? Kalo jawabannya belum? Apalagi yang mau sampean tunggu?

Monday, April 11, 2011

Ssst.... Harap Tenang!! Sedang Ada Ujian

Sebenarnya saya tidak ingin ikut-ikutan untuk berkomentar tentang pemberitaan tentang PKS "Pariporno" karena memang hal tersebut adalah kenyataan. Fakta tidak bisa dibantah dengan alasan sekuat apapun. Dengan semakin banyaknya yang berkomentar sebenarnya tergambar betapa cintanya mereka kepada PKS tanpa adanya sebuah kemantapan yang berdasar.

Pada hari Jumat, saya sudah mendengar kabar dari Republika online bahwa ada anggota DPR yang tertangkap membuka video porno. Tidak ada bayangan sama sekali bahwa anggota DPR tersebut adalah orang PKS. Yang mengagetkan adalah ketika malam hari, istri ternyata gelisah. Dia bilang tidak bisa tidur karena ada masalah besar yang menggelayuti pikirannya.

Di pagi hari baru ketahuan bahwa dia sedang memikirkan pemberitaan di media tentang anggota DPR dari PKS yang ketahuan membuka video porno. Dia kelihatan geram, kesal, kecewa dan campur aduk. Bagiku sikap istri adalah sebuah sikap yang wajar. Sebagai seorang pendukung partai sejak masih PK, harapan besar itu muncul sangat kuat untuk perbaikan bangsa dan negara. Eeeeh... ternyata yang terjadi malah sebaliknya.. semua kok ada saja berita yang menggerogoti pikiran dan semangatnya.

Hari Sabtu, saya juga tergoda untuk mencari tahu bagaimana tanggapan dari peng-'gedhe' PKS yang ada di Jakarta. Di Yahoo, cuma ada tanggapan dari ust. Luthfie, tidak ada yang lain. Itu pun cuma mengklarifikasi, bukan membuat sebuah alasan baru. Saya coba buka twitter ust. Anis Matta, biasanya sih sering ust. Anis memberi klarifikasi. tapi entah kenapa twitter Ust. Anis terakhir itu tanggal 7 April, hari Kamis. Hari Jumat belum ada Tweet dari beliau. yang ada hanya hujatan, dan cacian dari masyarakat tentang perilaku anggota DPR PKS.

Ada sih yang memang mewacanakan bahwa kejadian itu adalah jebakan. Tapi kalo dipikir seperti itu organisasi PKS tidak akan maju. Jadi saya buang jauh-jauh pikiran ada jebakan di sana. Yang muncul di kepala saya malah sebaliknya. Memang ada sesuatu di PKS kalo bukan secara sistemnya, ya secara personalnya.

Bagi yang sudah membaca buku-buku tarbiyah dan mendalaminya insya Allah tidak akan kaget. Yang banyak kaget adalah yang memilih PKS atau tarbiyah karena emosi. Karena merasa terbantu, karena merasa respek dengan orang-orangnya. Karena disadari atau tidak prinsip-prinsip jamaah itu sangat kuat tidak hanya di sistem saja. Tapi yang lebih penting adalah di sisi SDM. Ketika membaca buku tentang dasar-dasar Tarbiyah (lupa judulnya), yang terbayang adalah pentingnya sebuah ilmu, pemahaman, dan pandangan. Bila seseorang memilih sesuatu bukan atas dasar ini maka ia akan kecewa.

Dan ingat tarbiyah atau PKS tidak menawarkan surga. Jadi ini hanya masalah kemanusiaan yang biasa. Apakah orang-orang yang berada di PKS atau tarbiyah akan serta merta masuk surga. Saya kira juga tidak. Apakah yang dipecat PKS adalah orang yang layak masuk neraka, saya kira juga tidak. ini semua hanya masalah prioritas dan masalah kemanusiaan.

Bagi saya sendiri, melihat beberapa pendukung PKS mendasarkan pemilihan hanya berdasarkan kecintaan, emosi, dan respek semata. Atau meski mereka mengatakan bahwa mereka (pendukung PKS) tidak menganggap yang lain jelek. Tapi disadari atau tidak kita juga sering merasa diri kita yang terhebat. Dengan alasan kita telah bergabung dalam sebuah jamaah. Meski secara kontribusi juga tidak terlalu jelas.

Sesuai dengan judul di atas. PKS sedang mengalami ujian. Langkah yang terbaik adalah harap tenang.. karena memang sedang ada ujian. Kita ditanya kembali apakah kita memilih jamaah karena pertimbangan logis, atau pertimbangan emosi? Kalo hanya pertimbangan emosi tanpa mengupgrade pemahaman kita.. bisa saya bayangkan nanti akan banyak yang bakal kecewa...

Wallahu A'lam bish Showab.

Ingat yaa!! Ssst..... harap tenang!! ada Ujian.