Sunday, May 29, 2011

Belajar dari NBA, 7 Pelajaran untuk Menjadi Pemimpin

Avery Johnson adalah pemain yang sanggup menaklukkan tantangan di NBA

Ia menjadi salah satu dari dua pemain yang tingginya kurang dari 180 cm di antara pemain raksasa lain di NBA

Ia dikenal sebagai Little General, karena kepemimpinannya.

Dia di tahun 2005-2006 diberi gelar sebagai Pelatih Terbaik NBA dengan membawa Mavericks menuju final pertama kali sepanjang masa.

Ia kemudian berhenti dan kembali lagi sebagai Pelatih New Jersey Nets 2010/2011

Menurut dia ada persamaan antara pemimpin di NBA dan pemimpin di bisnis.


Cara Menjadi Pemimpin

Menjaga Hubungan untuk Membangun Budaya Menang

Dia sadar ketika datang ke New Jersey dia sedang menghadapi masalah besar. Ia ingin membangun kembali dari awal sebuah budaya kemenangan. Ia harus sabar.

Ia sering ngobrol dengan para pemain satu persatu dari hati ke hati.

Tahu Waktu Kapan Harus Memaksa Pegawai

Dia pernah menjadi seorang pemain, dia tahu bagaimana organisasi sebuah klub. Oleh karenanya dia tahu bagaimana cara untuk memaksa pemain.

Bila Anda adalah Seorang Pemimpin, Hormat adalah Kuncinya.

Kredibilitas Avery Johnson sebagai pemain mungil namun ternyata berhasil membuatnya disegani. Pernah menjadi pelatih terbaik. Pernah mengalai kekalahan dan kemenangan.

Para pemain tahu bahwa mereka sedang berada tanggung jawab seorang yang besar.

Kita Memiliki Suara yang Berbeda

Ketahuilah, bahwa seorang pemimpin memiliki banyak suara. Suara yang mengajarkan, Suara kedisiplinan, suara marah.

Banyak suara lain yang dimiliki seorang pemimpin. Gunakan berbagai jenis suara itu dengan baik.

Hadirkan Tantangan sebelum Terjadi

Avery Johnson memiliki pengalaman sebagai point guard. Mereka bisa melihat perkembangan permainan sebelum permainan dimulai.

Hadirkan tantangan dalam latihan. Persiapkan kemampuan bawahan sebelum mereka menghadapi tantangan di lapangan.

Enam C dari Pemimpin yang Hebat

Great Communication

Strong Character

Competitive Drive

Consistency in the way you lead

Compassion

Confidence

Focus pada Banyak Kemenangan Kecil, bukan Hanya Kemenangan yang Besar

Membangun sebuah kemenangan yang besar merupakan hasil dari banyak kemenangan kecil. Belajar dari kemenangan kecil, belajar permainan terbaik, belajar untuk menjadi tim yang lebih baik. Kita senang dengan kemenangan kecil. Karena yang besar tinggal menunggu waktu.

http://www.inc.com/articles/201105/7-leadership-lessons-from-nba-coach-avery-johnson.html

9 Hal yang Dilakukan oleh Orang Sukses

Banyak hal yang dilakukan orang untuk mencapai tujuannya masing-masing ada yang gagal dan ada yang berhasil. Namun berdasarkan studi, ada 9 hal yang dilakukan oleh orang-orang yang sukses yang seringkali tidak dilakukan orang pada umumnya. Apa saja 9 hal itu?

1. Memiliki tujuan yang spesifik/jelas
Seringkali kita ingin meraih sesuatu yang masih abstrak dan tidak jelas. "Menjadi lebih sehat" itu bukan sesuatu yang jelas. Lebih baik diubah menjadi "menurunkan berat badan 2 kg dalam 1 bulan". Bila kita tidak tahu secara spesifik tujuan kita. Otak kita juga tidak akan merespon dengan cara yang pasti.

2. Melakukan langkah untuk mencapai tujuan
Ketika sudah memberi tujuan yang spesifik pun terkadang orang masih belum bisa menjalankan. Banyak alasan, karena tidak ada waktu banyak masalah dan lain sebagainya. sebaiknya ketika sudah memiliki tujuan dan langkah yang jelas, laksanakan dan komitmen. Rencanakan dengan waktu yang jelas.

3. Cek dan ricek.
Melakukan pekerjaan membutuhkan waktu untuk mengetahui sejauh apa jarak kita dengan tujuan yang kita canangkan. Oleh sebab itu luangkan waktu untuk mengetahui berapa jarak kita dengan jarak kesuksesan yang kita inginkan.

4. Menjadi orang yang realistis dan optimis
Menjadi orang yang optimis tidak salah, tapi bila optimisme itu hanya berdasarkan semangat tanpa ada perencanaan matang dan kerja nyata, selamat anda masuk di dunia mimpi.

5. Tidak hanya sekedar menjadi baik, tapi menjadi lebih baik
Bila sekedar menjadi baik, kita akan berhenti saat kita mencapai tujuan baik kita. Bila kita menjadi lebih baik, kita akan senantiasa termotivasi. Dan akhirnya bekerja kembali untuk menjadi lebih baik.

6. Jadilah orang yang senantiasa memiliki tujuan besar/jangka panjang.
Orang yang memiliki tujuan besar, cenderung tahan terhadap tantangan dan rela untuk menguatkan kompetensi dirinya. Sehingga mereka akan memiliki kompetensi yang cukup untuk meraih tujuannya.

7. Berlatih kekuatan semangat
Semangat itu kadang naik dan turun. Bila sering digunakan kekuatan semangat akan senantiasa terjaga. Bila sebaliknya maka akan turun dengan pasti. Jadi ya memang harus kerja keras.

8. Ketahui diri anda
Jangan mencoba sesuatu yang anda memang tidak mampu, karena hal itu akan menghambat diri anda sendiri. Cobalah sesuatu yang spesifik, mulai dari yang kecil dan berkelanjutan.

9. Lakukan sesuatu yang positif
Daripada memilih untuk tidak melakukan yang negatif, sebaiknya melakukan sesuatu yang positif. Untuk menghilangkan sesuatu yang negatif gantilah dengan melakukan aktivitas yang positif. Daripada memilih untuk tidak memaki-maki ketika marah, gantilah dengan mengambil napas dalam-dalam ketika marah.


Heidi Grant Halvorson, Ph.D. is a motivational psychologist, and author of the new book Succeed: How We Can Reach Our Goals (Hudson Street Press, 2011). She is also an expert blogger on motivation and leadership for Fast Company and Psychology Today. Her personal blog, The Science of Success, can be found at www.heidigranthalvorson.com. Follow her on Twitter @hghalvorson

Diambil dari Blog HBR (Harvard Business Review)

Kemenangan itu Terasa Cantik

Final Liga Champions Eropa telah usai semalam. MU kalah dari Barcelona dengan skor 1-3. Pukulan yang telak memang bagi para pendukung MU. Namun kekalahan ini memang kekalahan yang layak diterima oleh MU.

Proses kemenangan yang dimiliki Barcelona memang layak diacungi jempol. Karena tidak hanya kemenangan yang mereka hadirkan tapi juga permainan cantik. Mungkin bahasa lainnya adalah bahwa Barcelona mengajari MU cara bermain sepak bola.

Tidak hanya bertumpu di Messi, Pedro dan Villa juga menjadi individu-individu yang matang dalam umpan-umpan Iniesta dan Xavi. Feeling As One dalam sebuah tim harus menjadi evaluasi MU di masa yang akan datang.

Kita semua bisa melihat, para pemain Barca seakan-akan bisa memahami bahwa kompatriotnya akan berada di tempat di mana bola akan dikirim. Dan memang benar. Ketika bola bergulir, bisa dipastikan akan ada pemain Barca yang menerima.

Masing-masing pemain seakan-akan telah hapal area kawan mereka dan bagaimana pergerakan mereka. Itulah semangat tiki-taka yang sebenarnya. Dan tidak banyak tim yang bisa meramu permainan cantik ala Barcelona.

Mereka yang memiliki tiki-taka dulu kini mungkin sudah tidak lagi berjaya. Mungkin kini adalah jamannya sepak bola tiki-taka. Selamat datang di era sepak bola indah. Semoga ke depan kita akan lebih sering melihat tim yang menghadirkan kemenangan dengan cara yang cantik. Karena tidak hanya gol yang membuat sebuah tim menjadi digandrungi. Tapi semangat dan kebersamaan serta permainan yang menghibur yang telah membuat sepak bola menjadi magnet di jagat.

Wallahu A'lam

Fuihh, Untung Saya bukan Pemain Bola.

Melihat pertandingan final antara MU dan Barcelona benar-benar menegangkan. Rasa tegang itu langsung muncul ketika peluit wasit dibunyikan ketika memulai pertandingan. Aku tidak bisa membayangkan betapa para pemain bola itu menghadapi ketegangan yang sangat besar. Mereka ditonton oleh jutaan orang atau bahkan mungkin milyaran orang di dunia.

Sangat sulit dibayangkan akan ada orang yang tahu bagaimana mengatasi ketegangan itu. Tapi itulah pemain bola, dalam usianya yang muda di kala 16 tahun, ia sudah berhadapan dengan berbagai macam ketegangan. Di masa ketika teman sebayanya masih duduk di SMA dengan kenakalan remajanya, mereka sudah berjibaku dengan ketegangan yang besar dalam setiap pertandingan.

Maka kata-kata dari saya adalah, untung saya bukan pemain bola terutama yang profesional. Wong pertandingan antara angkatan ketika jaman kuliah saja tegangnya minta ampun apalagi sampai disaksikan oleh milyaran orang di dunia.

Yang seringkali muncul adalah, bagaimana bila kemudian ketika kita ikut bermain ternyata tim kita kalah. Apa pandangan teman, keluarga, pendukung? Kita mungkin akan dicerca dan dicap tidak layak untuk bermain dalam sebuah pertandingan.

Tapi itulah pemain bola, ketika di lapangan, secara ajaib mereka bisa menangani ketegangan yang muncul. Walau kadang ketika keluar mereka tetap harus menghilangkan ketegangan itu dan tidak jarang yang mereka lakukan adalah dengan berpesta pora.

Jadi teringat proses perang Badar. Ketika dalam perang, para sahabat mungkin mengalami proses ketegangan yang sama. Bahkan Rasulullah pun mengalaminya. Karena keberlanjutan agama Allah dipertaruhkan di sana. "Kalau sampai kami kalah di sini Ya Allah tidak akan ada lagi yang menyembah-Mu". Begitu kurang lebih kata-kata dalam doa Rasulullah.

Maka ketika perang telah berakhir muncullah kemudian cara-cara untuk menghilangkan ketegangan. Dan kemudian muncul kejadian yang disebutkan dalam surat Al-Anfal, "perebutan" hak atas harta rampasan perang.

Wallahu A'lam

Saturday, May 28, 2011

Mengapa Mengenal Allah Menjadi Penting?

Saudaraku, ada tiga cerita dan pertanyaan yang ingin kuceritakan dan kutanyakan kepadamu.

Pertama, Bayangkan kita sejak kecil telah dititipkan oleh orang tua kita di panti asuhan. Kita tidak tahu alasan mereka. Kita hanya tahu bahwa kita tidak memiliki orang tua. Setelah bertahun-tahun, kita besar, bekerja dan berusaha ternyata kita diberitahu bahwa kita sebenarnya memiliki orang tua. Bagaimana sikap kita?

Jawabannya mungkin bervariasi, ada yang sangat gembira karena ternyata ada orang tua yang melahirkan kita. Tapi mungkin juga ada yang kecewa kenapa orang tua kita tidak merawat kita. Akan tetapi di ujungnya semua tetap kembali bahwa kita memiliki orang tua dan tidak akan berubah.

Kedua, bagaimana bila ternyata orang tua kita ternyata seorang pesuruh di panti asuhan tersebut? Tidak ada seorang pun yang memberitahukan kepada kita. Ia sebenarnya mengawasi, memelihara kita namun tidak menunjukkan rasa kasih sayangnya, karena ia khawatir kita akan kecewa bila mengetahui orang tuanya hanya seorang pesuruh. Barulah ketika kita besar, dewasa, bekerja, ada yang memberi tahu bahwa orang tua kita adalah pesuruh di panti asuhan tempat kita dibesarkan. Bagaimana sikap kita?

Tentu saja kita akan merangkul, ayah bunda kita. Memberikan pengabdian yang totalitas kepadanya. Karena meski kita berada di sebuah panti asuhan, orang tua kita masih menyayangi kita dan memberikan perhatian kepada kita.

Dan ketiga, bila orang tua kita ternyata tetap memelihara kita dengan kondisi yang tidak mencukupi, dan ada yang membantu mereka. Memberikan kebutuhan keluarga kita dari sejak kita kecil hingga dewasa. Kemudian setelah kita bekerja, dewasa orang tua kita memberitahu bahwa ada seorang yang memberikan bantuan selama ini. Bagaimana sikap kita kepada sang dermawan?

Kita pasti sungkan bila tidak berbuat baik kepadanya. Kita ingin membalas kebaikan budinya selama ini kepada keluarga kita.

Hal ini terjadi juga dengan semua manusia.

Semua manusia sebenarnya sejak tidak ada, lahir, hingga besar telah diawasi, dicukupi kebutuhannya. Namun sebagian besar tidak tahu siapa yang mencukupi kebutuhan mereka. Mereka terkadang merasa tidak berguna karena mereka tidak tahu bahwa ada Yang Maha Bijaksana. Mereka ketika melakukan kesalahan, dengan mudah menjadi stress dan bunuh diri, karena mereka tidak tahu bahwa ada Yang Maha Mengampuni. Mereka seringkali melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan sesaat karena tidak tahu bahwa ada Yang Memberi rizki.

Kalau saja mereka tahu siapa yang memberikan keluarga mereka, pasti akan berbeda. Kalau saja mereka tahu bahwa ada yang mengatur sehingga mereka terlahir di Indonesia bukan di Sudan pasti akan berbeda hasilnya. Kalau saja mereka tahu bahwa kesalahan manusia itu bisa diampuni mereka pasti tidak mudah bunuh diri. Kalau saja mereka tahu bahwa ada Yang Maha Mengawasi pasti mereka tidak terlalu membutuhkan penilaian manusia.

Itulah salah satu alasan mengapa mengenal Allah menjadi penting. Ketika manusia tahu bahwa ada yang mengatur semua urusan di dunia, mereka tidak akan menjadi mudah putus asa. Ketika manusia tahu bahwa rizki telah diatur mereka tidak perlu takut akan persaingan usaha. Ketika mereka tahu bahwa ada yang senantiasa mengawasi, mereka tidak perlu terlalu takut dengan penilaian manusia.

Ketika seorang manusia telah mengenal Allah, ia akan mengabdi, menyayangi, tunduk dan patuh pada sang Ilahi.

Dan mungkin karena banyak manusia yang tidak tahu Allah, maka banyak juga yang tidak mendekat kepada-Nya.

Wallahu A'lam bish Showab.

Pendahuluan: Mahfudzot, sebuah Mutiara yang Terlupakan.

Ide tulisan ini sudah lama menggelayuti kepalaku. Hampir lima tahun yang lalu aku sudah bercita-cita untuk menulis tentang Mahfudzot, bahkan mungkin lebih. Tapi ketika itu hingga sekarang semua ide tinggal ide tidak ada yang terwujud.

Kini alhamudulillah setelah gairah menulisku kembali, kuharap bisa melaksanakan cita-citaku.

Tulisan ini berisi pendahuluan tentang apa itu mahfudzot?

Banyak orang yang mungkin tidak tahu Mahfudzot. Karena istilah Mahfudzot ini kutemukan di Gontor. Salah satu yang sudah terkenal adalah Man Jadda Wa Jada. Yang kini sudah menjadi judul sebuah buku.

Sebenarnya masih banyak kata-kata mutiara lain selain Man Jadda Wajada di dalam Mahfudzot. Namun tidak terekspos oleh banyak orang. Selain itu ketika aku membaca buku-buku self help dari Stephen Covey dan Anthony Robbins banyak isinya ternyata sama dengan mahfudzot yang harus aku hapalkan dulu ketika masih di Gontor.

Nilai-nilai mahfudzot adalah sebuah nilai universal bagi manusia, ia juga menjadi bagian dari pemikiran para pemikir-pemikir besar. Hal ini aku sadari ketika aku mencoba untuk mengartikan kalimat-kalimat dalam mahfudzot.

Dengan bermodalkan sebuah kamus bahasa Arab Munjid (seperti oxford, menerjemahkan kata bahasa Inggris dengan Inggris) aku menerjemahkan kata-kata bahasa Arab dengan bahasa Arab. Ya setelah itu tentu saja aku masih membutuhkan bantuan dari kamus Arab-Indonesia untuk lebih memahaminya. Semoga bisa menjadi lebih baik.

Wallahu A'lam

Friday, May 27, 2011

Mendekati Final Champions, Tiki-Taka Barca atau Determinasi MU?

Mendekati final Champions Eropa kondisinya kini berbeda dengan ketika liga masih berjalan. Sekarang muncul beberapa pandangan baru tentang siapa yang layak mendapatkan juara. Tiki-taka Barcelona ataukah Kick and Rush MU? Siapa yang layak mendapatkan juara? Tidak bisa diputuskan dengan meyakinkan, semua hanya menduga.

Barcelona dikenal sebagai tim yang ciamik, gaya bermainnya indah dilihat. Terlebih lagi dengan aksi individu dari sang Messiah. Barcelona bahkan diprediksi oleh Mbah Wenger akan menguasai 70% penguasaan bola. Sementara MU cuma 30%.

MU juga pernah dikenal sebagai tim dengan tiki-taka ketika era Beckham, Keane, Scholes dan Giggs berjaya. Tim dengan pemain tengah terhebat kala itu. Kini era berganti. MU bermetamorfosa menjadi tim yang memiliki pemain tengah dengan determinasi tinggi. Semangat membara tidak kenal menyerah kini mendominasi lini tengah MU. Kemampuan untuk merusak permainan musuh kini dimiliki oleh MU.

Kini tinggal kemampuan tim meningkatkan keunggulan masing-masing. Barcelona dengan tiki-takanya akan jelas bermain dengan gaya bermainnya yang maksimal. Kerjasama satu-dua dan umpan terobosan akan banyak dipergakan. Sedangkan MU akan memperkuat pemain tengah yang tinggi determinasinya. Mencoba mengganggu dan merusak pola permainan tiki taka lawan akan menjadi kunci kemenangan MU.

Bila permainan tengah telah dimenangkan MU, tinggal menunggu waktu untuk menemukan momen crossing dan serangan balik. Sebagaimana pernah diperagakan oleh Real Madrid yang mengalahkan Barcelona di Final Piala Raja. Madrid bermain keras dan penuh determinasi, membuat Barcelona kesulitan memperoleh peluang dan dengan serangan balik, Ronaldo berhasil mencetak gol.

Ketika itu terlihat jelas, Barcelona memenangkan penguasaan bola. Tapi Madrid berhasil memberikan serangan yang memenangkan pertandingan.

Soal bertahan, MU adalah yang terbaik di Inggris, tapi bisakah ia menahan tiki-taka Barca. Bola itu bulat. Semua bisa terjadi. Yang menjadi penentu kemenangan adalah MU bukan Barca. Bisakah lini tengah MU membongkar tiki-taka Barca? Kita lihat saja bersama.

Wallahu A'lam

Walk The Talk

Ini nih yang susah kalo jadi penulis. Apalagi kalo tulisannya mengajak kebaikan. Karena bisa langsung mendapatkan ujian dari empunya kehidupan, Allah SWT. Ketika mengingatkan orang untuk senantiasa tidak putus asa dari rahmat Allah. Muncul ujiannya. Masalah kemudian datang seolah-olah hendak menghancurkan semangat yang ada dalam dada.

Ketika menasehati agar tetap bersabar dalam menjalani kehidupan. Mengingatkan orang lain tentang perkataan Bill Gates bahwa dunia ini tidak adil dan kita harus terbiasa dengan hal itu, muncul ujiannya. Banyak hal-hal yang sepertinya tidak adil bertubi-tubi datang. Dari masalah rumah tangga, kantor dan masalah-masalah lain.

Mungkin itulah ujian yang memang diberikan oleh empunya kehidupan. Ia ingin menguji siapa yang memang jujur dengan ucapan dan perkataannya dan siapa yang berbohong.

Ketika mengingat hal ini terkadang menjadi "keder" juga sih. Kalo di kemudian hari ada sesuatu yang harus aku ingatkan ke orang lain, sudah terbayang nanti yang diuji oleh Allah adalah diri ini terlebih dahulu. Dan ujiannya ingin mengatakan, apakah memang benar yang kamu ucapkan? Apakah iya kamu juga melakukannya?

Kalo bahasanya Anthony Robbins "walk the talk". Ini sepertinya akan menjadi sebuah sunnatullah. Bagi siapa yang berani mengingatkan, maka sebaiknya bersiap-siap untuk diingatkan oleh Allah, Si Empunya Kehidupan dan Alam Semesta. Kalo aku sendiri sih sepertinya tidak mungkin bila tidak menuliskan kejujuran. Meski aku juga takut kalo aku tidak lulus dalam ujian Pemilik Kehidupan. Tapi biarlah. Biarlah aku belajar dari kegagalanku dalam mengatakan kejujuran.

Karena bila tidak mengatakan kejujuran, kebenaran, aku merasa ada sesuatu yang hilang. Walaupun aku juga tidak bisa mengatakan bahwa yang kukatakan pasti benar. Tapi itulah usahaku untuk mendekatkan diriku kepada kebenaran dan sedikit demi sedikit mendekatkanku pada Pemilik Hidupku.


Wallahu A'lam Bish Showab

Thursday, May 26, 2011

Teruntuk Saudaraku yang Akan Melangsungkan Pernikahan

Kegelisahan itu juga melandaku. Ketika sebuah kemungkinan datang. Bahwa tidak lama lagi akan ada seseorang yang menjadi tanggung jawabku dalam dunia dan akhirat. Betapa tidak berat dan menyesakkan dada. Kekhawatiran lebih tepatnya.

Maklum aku tidak mengenal dengan mendalam siapa yang akan kunikahi. Kecuali hanya sekedar beberapa lembar tulisan yang berisikan tentang dirinya dan impiannya. Tapi entah kenapa, aku merasa tulisan itulah yang kucari-cari selama ini. Yang sebelumnya tidak pernah kutemui.

Padahal aku tahu bahwa dia adalah orang yang terkenal "kejam" bagi para lelaki di kampusku. Cuek, tidak mudah didekati. Terlebih lagi usianya berada di atasku. Bagaimana tidak "ndredeg", meminjam istilah Mas Aan.

Aku pun berinisiatif bertanya kepada seorang ustadz. Harapanku bahwa beliau akan memberikan dukungan atas pilihanku. Nyatanya......

Tidak sama sekali, beliau berpengalaman dalam masalah jodoh menjodohkan. Dan berdasarkan pengalaman beliau kualitas fisik juga harus menjadi pertimbangan penting bukan hanya masalah kepribadian dan keimanan.

Kalo ada yang sama-sama beriman dan cantik, pastilah kita memilih yang lebih cantik.

Tapi lelaki seperti apa sih aku ini memilih wanita yang cantik, aku khawatir menjadi orang yang tidak tahu diri.

Wejangan ustadz malah membuat diriku semakin bimbang. Benarkah Ya Allah pilihanku? Benarkah ia yang kupilih adalah orang yang cocok dengan diriku? Benarkah ia yang kupilih akan menjadi penyejuk jiwaku?

Jauh dalam lubuk hatiku setelah sholat shubuh, aku berdoa kepada Allah, Ya Allah berikanlah aku istri yang bisa memahamiku, bisa mengerti aku, cerdas dalam menangkap pikiranku, pintar dalam menegurku. Karena aku merasakan banyak yang tidak dimengerti orang tentang diriku. Jangan sampai Ya Allah dia menjadi orang yang tidak cocok dengan diriku.

Aku kembali membuka tulisannya. Dia cerdas, tegas dan jujur. Dialah yang kucari selama ini. Ya Allah semua kukembalikan kepada-Mu. Bila memang ia adalah pilihan-Mu untukku, tentramkanlah hati ini Ya Allah. Karena bila hati ini tentram akan kulawan segala rintangan dan halangan dalam perjalanan menuju pernikahan. Tentramkanlah hati ini Ya Allah!.......

Itulah doaku, ketika itu. Terasa setelahnya ketentraman mengalir dalam hatiku. Aku merasa ini adalah jawaban Allah. Berarti dia, Ita Rahmawati, Guru SDIT Al-USwah, lulusan Sastra Inggris Unair '99 adalah jodohku. Insya Allah.

Kini.... aku bersyukur, bahwa aku telah ditolak sebanyak 6 kali agar Allah mempertemukan aku dengan bidadariku di dunia dan di akhirat kelak Insya Allah.

Terima kasih untukmu istriku, yang telah menjadi teman dan sahabat yang menyenangkan ketika bermain, memasak, diskusi, menangis. Bukankah ini sosok yang dulu kupinta kepada Allah...

Tulisan ini kutujukan bagi semua saudaraku yang akan menikah dan telah menikah agar mengingat kembali masa-masa yang "ndredeg".

Semoga hal ini akan menguatkan kita dalam menggapai ridlo-Nya.

Thursday, May 5, 2011

MU atau Barcelona? Bagaimana dengan Anda?

Setelah melihat adegan-adegan dalam highlight Champion eropa antara MU dan Schalke plus Real madrid dan Barcelona, sepertinya yang menang kali ini adalah Barcelona.

Tidak enak juga sih ngomong begitu karena aku senang dengan MU. Mereka bermain bagus, rapi dan terorganisir. Cuma untuk kekompakan atau feeling satu tim mereka harus belajar ke Barcelona.

Beberapa kali ini MU kulihat masih belum menemukan pola koordinasi yang pas terutama antara lini tengah dan depan. MU masih menumpukan pada kreativitas individu Nani atau Rooney. Belum ada pembagi bola dan pengatur serangan yang diisi oleh Andres Iniesta atau Xavi Hernandez di Barcelona.

Lagian kalo lihat, dari lawannya di semifinal, MU mungkin lebih ringan daripada Barcelona.

Memang sih semua masih bisa terjadi, tapi kalo melihat dari kondisi tim yang lebih bagus adalah Barcelona melihat dari kuatnya koordinasi antara lini tengah dan depan. Sementara MU memiliki pekerjaan besar untuk itu.

MU mungkin memiliki peluang besar bila membuat serangan balik, karena pemain bertahan Barcelona biasanya cenderung menyerang apalagi bila kondisi skor tidak menguntungkan bagi mereka.

Konsentrasi lini belakang dan gelandang bertahan MU akan menghadapi ujian besar ketika final Champion. So inilah titik kunci MU. Bila mereka sanggup bertahan dengan bagus dan memaksa Barcelona frustasi, mereka mungkin bisa mengharapkan dari serangan balik dari Nani atau Rooney.

I Like MU but I Choose Barcelona as The Perfect Winner this Year.

Wednesday, May 4, 2011

Guru Agama saja memintaku "contekan"

Ngobrol soal UAN jadi ingat masa muda dulu ketika masih SMA. Ndak usah tak sebutkan nama sekolahnya, nanti banyak yang marah. Intinya SMA ku adalah sekolah yang sangat kucintai terlepas dari berbagai kekurangan yang ada.

Aku masih ingat ketika itu, Ebtanas akan datang kalo tidak salah tiga hari lagi, aku dipanggil oleh Kepala Sekolah. Beliau meminta aku untuk berdiskusi berdua. Ternyata beliau minta agar aku memberikan contekan kepada teman-temanku. Ketika itu aku menjawab dengan gemetar tentunya, "Pak, saya bukannya sok suci, tapi kejujuran ini yang memang saya pegang sejak lama. Mungkin tinggal kejujuran ini yang saya punya. Kalo ini juga sampean minta untuk dikorbankan saya ndak mau."

Wiss, Top banget poko'e jawabanku. Seketika itu pula Bapak Kepala Sekolahku terdiam. Aku pun kembali ke kelas.

Kukira itu adalah akhir usaha beliau tapi ternyata keesokan harinya kejadian itu berulang kembali. Tapi kali ini pelakunya beda...

Yang memintaku kali ini tidak tanggung-tanggung, Guru Agama..

Wah, ketika Guru Agamaku yang meminta... rasanya kok ganjil ya!

Tapi itulah yang terjadi... Akhirnya aku pun menyerah walaupun masih terasa berat dadaku ketika itu...

Kini mungkin aku bisa membandingkan... Ya walaupun sebenarnya tidak bisa dibandingkan sih. Sekolahku adalah sekolah swasta, di desa jauh dari fasilitas kota yang lengkap. Jumlah muridnya pun tak seberapa. Kelasku III IPA hanya ada satu kelas, isinya pun cuma 16 orang siswa. Kelas III IPS juga satu kelas dengan jumlah siswa hanya 10 orang.

Kalo ada siswa yang tidak lulus, bagaimana nasib sekolahku ke depan... Akan lebih sedikit lagi murid yang masuk. Lebih banyak lagi guru yang tidak sejahtera. Jadi bolehlah kalo sekolah yang swasta, fasilitas tidak lengkap, muridnya sedikit, banyak yang miskin pula untuk bercontekan. Karena kalau tidak guru, kepala sekolah dan karyawan sekolah akan kesulitan finansial.

Karena alasan itulah mungkin Guru Agamaku memintaku untuk memberikan contekan. Alhamdulillah seluruh siswa lulus.

Tapi ternyata hasil diskusi ku dengan salah satu dosen Unair yang jaga ujian membuyarkan pikiranku. Di sebuah SMU Negeri di Surabaya yang terkenal karena kualitasnya, mereka masih membutuhkan muridnya bercontekan agar lulus 100%. Yang jelas mereka juga pasti punya alasan bagus.

Tapi sekarang aku memiliki sebuah pemahaman baru. Kesulitan tidak boleh membuat kita menghalalkan segala cara. Karena sulit, bukan berarti kita boleh menyerah kepada keadaan. Karena tidak bisa, bukan berarti kemudian kita diijinkan memilih jalan yang salah. Kesulitan, ujian, cobaan hanyalah sebuah kondisi yang ada untuk menguji apakah kita menyerah atau tidak untuk tetap berada dalam kebenaran.

Untuk sekarang mungkin sebagian besar kita masih menyerah......

Wallahu A'lam Bish Showab.

Tuesday, May 3, 2011

Masih Soal UAN

Ini nih akibat ngobrol dengan dosen. Jadinya tambah pusing.

Sabtu lalu, aku ngobrol dengan salah satu dosen Farmasi Unair yang aku kenal. Aku tanya apakah tidak jaga ujian? Jawabnya sih jaga. O begitu sama berarti dengan Pak Sapto? Ooo Kenal Lah... Ternyata mereka berdua masuk menjadi dosen di tahun yang sama.

Bagaimana pengalaman menjaga ujian?

Wah, kacau.... Contekan semua pesertanya.

Pengawas ujian sih tidak seperti pengalaman tahun lalu yang sengaja keluar kelas ketika ujian berlangsung. Sekarang semua pengawas ada di dalam kelas. Tapi ya, begitulah mereka diam saja saat peserta contekan.

Ah mosok, kataku. Kok edan Ngono. Enak tenan saiki.

Ya iyalah, sekarang semua pada ketakutan kalo tidak lulus. Sekolah akan malu. Siswa yang daftar jadi sedikit. Atau dapat teguran dari atasan kalo sekolah negri.

Teman yang Dosen itu bahkan bilang. Di Surabaya saja ada sekolah negeri yang beken dan terkenal mengajarkan sistem contekan yang bagus. Murid yang pintar di salah satu bidang studi harus, sekali lagi harus menyediakan contekan bagi teman-temannya. Sehingga nanti ketika ujian berlangsung semua bisa mengerjakan dengan lancar dan bagus.

Kalo ada siswa yang tidak bisa, akan dipanggil guru BP untuk dibriefing lagi. Agar bersedia menyediakan contekan.

Jadi yang menjadi masalah adalah mental dan kejujuran. Kita belum siap untuk gagal. Padahal kita semua tahu bahwa selalu berhasil adalah sesuatu yang mustahil. Kita belum siap untuk berbuat jujur, walaupun kita sendiri mengecam orang-orang yang korupsi sekian tahun. Kalo kita sendiri tidak siap jujur. Tidak siap untuk mengalami kegagalan. Ya terimalah kalo kita dipimpin oleh orang yang tidak jujur dan selalu menyalahkan keadaan dan orang lain.

Wallahu A'lam bish Showab.