Thursday, May 31, 2012

Temukan Potensimu!

Dalam sebuah acara di kantor,seorang teman yang menjadi pembicara ketika itu mengemukakan sebuah diskusiyang berjudul Find Your Potency, “Temukan Potensimu!”. Aku jadi teringatbeberapa tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu kalau tidak salah. Ketika ituaku masih sendiri (bujangan), fresh graduate, baru bekerja.

Aku tanya kepada seorang temankarib, “Menurut antum bagaimana sih kita bisa tahu potensi kita? Aku sudahmencoba berbagai macam tes kepribadian tapi tidak kunjung mengetahui potensiapa sebenarnya yang kumiliki?”

Dia menjawab, “Ada tiga yangharus senantiasa kau tanyakan dan kau jawab”

“Yang pertama, kegiatan apa yangkau sukai di masa lalumu? Ketika masih kecil apa yang gemar kau lakukan. Bisajadi ketika kau masih kecil, ketika beban kehidupan itu belum kau rasakan, kautelah melakukan sesuatu yang sangat kau cintai”

“Yang kedua, aktivitas apa yangmemberikan kenikmatan yang paling tinggi buatmu? Atau dengan kata lain,aktivitas ini akan tetap kau lakukan meski kau tidak mendapatkan bayaran samasekali atau bahkan mengorbankan sesuatu”

“Yang ketiga, aktivitas ataupengetahuan atau keahlian apa yang paling cepat kau kuasai? Bisa jadi keahlianini bagi sebagian orang sangatlah susah, tapi bagi dirimu ini seperti mengambilpermen dari anak kecil. Mudah sekali.”

Inilah jawaban untuk ketigapertanyaan di atas menurut versiku:

Di masa kecil aku sangat senangbercerita. Di masa kecilku aku adalah pendongeng yang ulung. Aku senangmendengarkan cerita dan senang menceritakannya ulang kepada orang lain. Akumasih mengingat hari-hari ketika geng kecil ku dulu akan menghentikanaktivitasnya untuk mendengarkan ceritaku.

Aktivitas yang paling membuatkumerasa nikmat adalah membaca, mengetahui sesuatu yang baru dan mengetahui carakerja benda, atau mungkin sebab musabab suatu peristiwa. Aku akan tetap membacameski aku tahu itu tidak berhubungan dengan pekerjaanku. Aku akan tetap mencaritahu meski itu harus menghilangkan waktu luangku.

Memudahkan yang sulit. Beberapahal yang bagi sebagian orang susah dipahami akan menjadi mudah setelah melaluibahasaku. Itulah menurutku. Karena aku senang dalam mencari pokok-pokok dalamsetiap hal. Aku ingin mencari pokok-pokok dalam ilmu kehidupan.

Itu adalah versiku, jadi mungkinbakatku adalah mencari tahu, mengenali pokok-pokoknya dan menceritakannyadengan versi yang lebih menarik.

Dan itulah yang kulakukan saatini. Semoga kamu juga menganggapnya menarik...

Apa jawabanmu atas tiga pertanyaan di atas? Silahkan dibagi dengan comment di bawah.
Wallahu A’lam Bishshowab.

Tuesday, May 29, 2012

Diakhiri dengan Takdir yang Berbeda

"Ya Allah Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini dalam diin-Mu" Doa ini sebaiknya kita dawam-kan ketika menjelang salam setiap shalat. Bagaimana tidak bila kita mengetahui dua kisah dengan awal yang berbeda dan diakhiri juga berbeda berikut ini.

Kisah pertama adalah kisah tentang tukang-tukang sihir Fir'aun ketika menghadapi Musa as. Mereka adalah para sahabat Fir'aun di pagi hari.

Mereka diundang oleh Fir'aun untuk mengalahkan Musa dengan sihir mereka."Apakah kami akan mendapatkan ganjaran yang besar bila kami bisa mengalahkan Musa" Itu kata mereka.

"Oh, tentu saja, kalian akan mendapatkan ganjaran yang besar, dan kalian akan menjadi orang-orang dekatku". Jawab Fir'aun.

Kemudian berlanjutlah kisah tersebut sebagaimana di Surat Thahaa 57-76.

Ketika mukjizat Musa mengalahkan mereka, serta merta mereka bersujud dan mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Musa dan Harun. Marahlah Fir'aun.

Ia mengancam mereka yang telah tunduk kepada tuhan selain dirinya. "Akan kupotong tangan dan kaki kalian, dan akan kusalib bila tetap mengaku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun."

"Silahkan sajalah kau mau melakukan apa saja kepada kami, itu hanya bisa kamu lakukan di dunia ini saja Fir'aun, tapi di akhirat, kami telah dijanjikan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai" Jawab para mantan tukang sihir tersebut.

Dalam Kisah Para Nabi dan Rasul karangan Imam Ibnu Katsir, Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka adalah penentang Allah di pagi hari dan menjadi syuhada' di siang hari. Subhaanallah.

Sedangkan kisah kedua adalah ketika Rasulullah menyatakan menjelang perang Khaibar bahwa akan ada orang yang berperang bersama umat Islam tapi dia masuk neraka. Maka ketika perang telah berakhir, para sahabat melihat orang yang dikabarkan oleh Rasulullah dalam kondisi yang luka parah. Namun mereka melihat ia berperang dengan sungguh-sungguh, apakah benar dia akan masuk neraka? Kenapa Rasulullah mengabarkan ia akan masuk neraka padahal dia berperang dengan sungguh-sungguh.

Di malam hari, ternyata diketahui orang tersebut kemudian bunuh diri karena tidak tahan dengan rasa sakit akibat luka peperangan yang dideritanya. Na'udzu billah min dzalik.

Sebuah kondisi yang berkebalikan. Yang pertama di pagi hari menjadi penentang Allah dan siang harinya bergelar syuhada'. Dan yang kedua, ketika berperang seakan-akan menjadi seorang pahlawan, nyatanya malah menjadi ahli neraka.

Memang yang dinilai Allah adalah di akhirnya. Maka, mari berdoa semoga kita senantiasa diberi keimanan hingga akhir hayat dan husnul khotimah (baik di akhirnya).

Wallahu A'lam Bishshowab.

Wednesday, May 23, 2012

Perang Badar bagi Wanita

Tema ini tidak sengaja teringat ketika aku sedang berkendara menuju kantor. Entah kenapa pikiran ini muncul kembali. Mungkin ia ingin dituangkan dalam kata-kata, pikirku.

Perang Badar adalah perang yang fenomenal dalam sejarah Islam. Ketika Rasulullah dan umat Islam hanya berniat untuk mencegat kafalah dagang Abu Sufyan, ternyata Allah menyiapkan skenario lain dalam kejadian saat itu. Mereka dengan peralatan yang seadanya karena tujuan awalnya adalah untuk mencegat harus berhadapan dengan pasukan yang jumlahnya mencapai tiga kali lipat dan perlengkapan perang yang benar-benar matang dipersiapkan.

Kita mungkin sudah tahu bagaimana kelanjutan kisah heroiknya. Namun saat ini aku tidak sedang ingin bercerita tentang heroiknya perang Badar dan para pelakunya. Tapi aku akan sedikit membayangkan apa yang terjadi di baliknya.

Bila suami pergi berperang, pastilah sang Istri sadar apapun bisa terjadi ketika perang. Luka, kehilangan anggota badan, bahkan syahid, meninggal di jalan Allah. Bila mereka, para istri pejuang Islam tidak menyadari dan memahami hal ini sebagai sebuah bagian dari jalan yang sudah digariskan Allah bersediakah mereka untuk ditinggal tanpa ada kejelasan masa depan?

Bila para istri ketika itu tidak memiliki pemahaman yang sama akan jihad, bisa jadi kebalikannya yang terjadi. Ketika suami akan pergi berangkat, si istri akan merengek meminta agar membatalkan perjalanannya. Atau ia akan bersedih, "Bila nanti engkau meninggal Bang, siapa yang akan memberikan nafkah kepada kami? Siapa yang akan mendidik anak-anak kita?"

Dan bila suami sudah ditanya tentang hal tersebut, pastilah muncul keraguannya dalam melakukan perjalanan.

Maka ketika sebuah perang terjadi, heroiknya pergulatan perang memang sangat sering diceritakan. Namun bagaimana dengan pergulatan rumah tangga yang ada? Jika saja para ibu dan istri tidak rela suami dan lelaki di keluarganya berangkat mungkinkah terjadi kisah heroik itu? Tidak.

Oleh karena itu, bukan kisah heroik saja yang harus diperhatikan dalam sebuah peperangan. Kesediaan, pemahaman, kerelaan untuk menerima takdir apapun yang diberikan oleh Allah juga menjadi sebuah keharusan dalam sebuah rumah tangga Islam.

Oleh karena itu bukan persiapan diri dan perbekalan perang saja yang dipersiapkan. Istri, anak dan keluarga juga harus dipersiapkan untuk menapaki jalan perjuangan Islam.

Wallahu A'lam Bis Showab