Tuesday, July 19, 2011

Pernahkah Engkau Menangisi Rasulullah?

Semalam, 18 Juli 2011, selepas Isya kusempatkan membaca sirah sahabat. Kali ini Abu Bakr Ash-Shidiq. Karya Muhammad Husein Haikal ini memang terasa berbeda, bahasanya yang bak bahasa novel menyihirku seketika.

Aku berhenti ketika membaca kisah bagaimana pembelaan Abu Bakr kepada Rasulullah saw. Namun bukan Abu Bakr yang membuatku menangis, tapi perjalanan hidup Rasulullah yang membuatku menitikkan air mata.

Dikisahkan bahwa pernah suatu hari Rasulullah ketika datang di area Mekkah ia telah diteror dengan ancaman dari kafir Quraisy. Tidak kuasa aku mengisahkannya lagi. Sungguh teramat pilu. Beliau yang mencintai umatnya diperlakukan seperti orang yang tidak memiliki pembelaan sama sekali.

Baju beliau ditarik-tarik oleh banyak orang yang mengerubutinya. "Hai Muhammad apakah benar engkau berkata begini-begini?" Dan Rasulullah pun membalas, "Ya memang aku berkata begini dan begini".

Selanjutnya aku tidak bisa membayangkan cacian-cacian apa yang diberikan oleh penduduk Mekkah kepada Rasul kita yang satu ini. Sampai-sampai Abu Bakr datang dan menghalau orang yang mengerubutinya, menarik bajunya. Sambil menangisi Rasulullah ia berkata, "Mengapa kalian melakukan hal seperti ini kepada orang yang menyatakan keesaan Tuhannya?"

Subhaanallah, Aku tidak tahu lagi seandainya bertemu denganmu Ya Rasulullah, kalimat apa yang akan aku ucapkan. Engkau adalah orang yang paling mulia di dunia ini tapi engkau rela dicaci maki oleh orang-orang yang tidak tahu, dan engkau tidak membalas. Engkau dihina dan diancam namun engkau malam membalas dengan senyum dan tutur kata yang lembut.

Bagaimana aku tidak menangis ketika aku membaca kisah tersebut, dan bagaimana aku tidak menangis ketika aku menceritakannya kembali? Engkau duhai Rasulullah adalah orang yang bersih dari dosa, namun engkau tidak membalas perlakuan keji dari umatmu sendiri bahkan Kau mengkhawatirkan mereka ketika ajal menjemput...

Semoga sholawat dan salam senantiasa atasmu Rasulku....

Wallahu A'lam Bishshowab.

No comments:

Post a Comment