Wednesday, June 20, 2012

Membuat Rencana Perang , Bab I, The Art of War


Sun Tzu berkata: The Art of War “seni berperang” sangat penting bagi sebuah negara. Ia membedakan antara hidup dan mati, sebuah jalan menuju keselamatan atau kehancuran. Oleh karena itu ia adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Seni berperang dipengaruhi oleh lima faktor yang sangat menentukan di medan pertempuran yakni, Nilai Moral, Langit, Bumi, Pemimpin, Metode dan Disiplin. Nilai moral menyebabkan rakyat setia kepada pemimpinnya, sampai-sampai mereka akan mengikuti pemimpinnya meski berkorban jiwa dan raga, mereka tidak gentar akan bahaya yang mengancam.
Faktor kedua yakni Langit. Ia berhubungan dengan siang atau malam, panas atau dingin, waktu dan musim. Ketiga, bumi. Yang termasuk di dalamnya adalah jarak, jauh - dekatnya, aman - bahayanya, lapangan terbuka atau jalan yang sempit, serta besar-kecilnya kesempatan hidup.
Faktor keempat, Pemimpin. Yang dicari dari seorang pemimpin adalah apakah ia bijak, tulus, baik hati, berani dan displin. Dan kelima adalah Metode dan Disiplin. Bagaimana membagi pasukan, menaikkan pangkat, menjaga perjalanan bagi persediaan tentara, serta mengatur pengeluaran militer.
Kelima hal ini adalah hal dasar yang harus dikuasai seorang jendral. Bagi yang memahami kelima hal ini, ia akan menang, dan yang tidak, akan dikalahkan.
Oleh sebab itu, ketika berhadapan dengan pasukan musuh, ada pertimbangan yang harus dilihat untuk menentukan siapa yang memiliki keunggulan berdasarkan lima faktor tadi?
Ada tujuh pertanyaan yang jawabannya akan memberikan gambaran tentang pasukan siapa yang akan memenangkan pertempuran. Tujuh pertanyaan tersebut adalah:
Nilai moral mana yang lebih besar dari kedua pasukan tersebut terhadap pemimpinnya?
Jendral mana yang memiliki kemampuan lebih tinggi?
Pasukan mana yang lebih mendapatkan keuntungan dari faktor Langit dan Bumi?
Pasukan mana yang disiplinnya lebih kuat?
Pasukan mana yang lebih kuat?
Pasukan mana yang lebih terlatih?
Pasukan mana yang konsisten menerapkan reward and punishment?
Jendral yang memperhatikan hal-hal tersebut akan memenangkan pertempuran. Dan yang menghiraukannya akan merasakan kekalahan.
Selain hal tersebut, senantiasalah memperhatikan dan menggunakan kondisi yang menguntungkan yang belum tertulis. Dan bila menemukan kondisi yang menguntungkan, hendaknya ia mengubah rencana.
Semua peperangan adalah tipu muslihat. Oleh karena itu, bila kita mampu menyerang, nampakkan seakan kita tidak mampu; saat kita sedang memobilisasi pasukan perlihatkan kita sedang diam; saat kita dekat, musuh harus menyangka kita jauh; ketika jauh, musuh harus mengira kita dekat. Berikanlah umpan untuk memancing musuh, buatlah pasukan kita seakan kacau. Lalu hancurkan dia.
Jika musuh sudah bersiap di semua lini, bersiaplah menghadapinya. Jika memiliki kekuatan yang jauh melebihi kita, hindari. Jika ia mudah marah, carilah cara untuk mengusik kemarahannya. Berpura-puralah menjadi lemah, sehingga muncul kesombongan dan kecerobohannya. Bila ia santai, buatlah ia tidak bisa beristirahat. Jika pasukannya bersatu, pecahkan mereka. Serang ketika ia tidak siap, muncullah di tempat yang tidak pernah diduga.
Perencanaan militer yang akan membawa kemenangan jangan sekali-kali di bongkar. Jendral yang selalu memenangkan pertempuran akan membuat perencanaan dan perhitungan jauh sebelum pertempuran berlangsung. Jendral yang kalah dalam pertempuran pastilah tidak membuat perhitungan kecuali sesaat sebelum pertempuran berlangsung. Oleh karena itu, perhitungan dan perencanaan yang serius membawa kemenangan. Dan perhitungan dn perencanaan yang alakadarnya membawa kekalahan. Dengan hanya berpegang di pertimbangan ini saja, akan bisa dilihat siapa yang akan menang atau kalah.

Dari buku The Art of War

Wallahu A'lam bish Showab

No comments:

Post a Comment