Tuesday, June 5, 2012

Rahasia "Man"

Siapapun bisa (diambil dari flickr.com)
"Man" di sini bukan dari bahasa Inggris yang berarti Manusia atau laki-laki. "Man" yang kumaksudkan berasal dari Mahfudzot. Kata "man" yang artinya siapa akan sering kita jumpai di sana. 

Secara umum, ia menunjukkan sebuah kata pertanyaan. Namun tidak di Mahfudzot. Aku melihat kata "man" memiliki makna yang lebih besar. Menurutku yang paling pas adalah bila ia diartikan sebagai siapapun. 

Maka, bila dalam "man jadda wajada" artinya adalah, siapapun yang bersungguh-sungguh, ia akan mendapatkannya. Dan dalam "man saaro alaa ad-darbi washola" artinya, siapapun yang berjalan di atas jalannya sampailah ia. 

Kata "man" menjadi sebuah kata yang kuat. Ia menunjukkan netralitas dia tidak menunjuk apakah tua, muda, laki-laki, perempuan, anak-anak atau dewasa. Semua menjadi relevan ketika berhubungan dengan "man". Oleh sebab itu yang ada di dalam ungkapan mahfudzat menjadi relevan bagi siapapun. Baik jaman dulu atau sekarang.

Bahkan kata "man" tidak menunjukkan derajat keimanan seseorang. Artinya baik ia muslim atau tidak, mukmin atau munafik, ia akan memiliki derajat kemungkinan yang sama. Dan ini sudah menjadi bukti di berbagai peristiwa sejarah manusia. 

Ada orang yang memiliki kesulitan mendengar dan tidak belajar di lembaga pendidikan, bisa menjadi orang besar, macam Edison. Semua karena ia masuk dalam kategori "man jadda wajada". Steve Jobs yang meninggal barusan pun masuk dalam kategori ini. 

Maka, apakah kita sendiri mengimplementasikan apa yang ada dalam mahfudzat atau tidak semua tergantung kepada kita. Karena ia hanya mengandung kata "man", siapapun. Siapapun yang mengimplementasikannya akan menuai hasilnya. 

Wallahu A'lam Bish Showab

No comments:

Post a Comment