Tuesday, April 12, 2011

6 Langkah Mudah Menghasilkan Uang. (bag 1)

Artikel ini adalah terjemahan dari sebuah artikel yang ditulis oleh Jason Fried. Seorang entrepeneur di AS. Yaa ada tambahannya sedikit-sedikit lah dari saya.

Kalau sampean ditanya, bagaimana bila ingin pandai bermain drum? Dengan mudah kita pasti tahu jawabannya. Tentu saja dengan ikut les drum, punya stik, punya drum dan terus berlatih tanpa henti ('kotekan'). Lambat laun kita akan bisa bermain drum walaupun tingkat kemampuan mungkin tidak sesempurna pemain drum profesional.

Sebenarnya begitu juga keahlian dalam menghasilkan uang. Caranya juga adalah belajar, tapi mungkin cara belajar untuk menghasilkan uang bisa sangat berbeda dengan cara kita untuk belajar drum.

Dalam diri masing-masing kita sebenarnya tertanam rasa ingin tahu yang besar. Ketika kita kecil kita memiliki rasa keingintahuan yang besar. Namun entah kenapa semakin tua, ternyata gairah itu semakin menurun. Orang semakin malas untuk belajar hal-hal yang baru. Bahkan ada juga yang berhenti sama sekali.

Untuk mencari uang adalah sebuah pelajaran yang sangat sulit. Tapi saya akan berikan sebagai berikut,

Cara Pertama untuk Menghasilkan Uang dengan Mudah
Sebuah Pelajaran dari Berjualan Sepatu dan Raket Tenis
Memahami pembeli adalah kunci untuk menjadi penjual yang kuat.

Pelajaran ini bermula ketika saya berumur 14 tahun. Di Amerika Serikat umur-umur itulah remaja diijinkan oleh orang tuanya untuk bekerja sambilan. Di musim panas saya mendapatkan sebuah pekerjaan di sebuah toko. Di tahun pertama belum banyak pelajaran yang saya dapat. Baru tahun kedua pelajarannya dimulai.

Saya bekerja di sebuah toko yang menjual peralatan golf dan tennis. Saya tidak bisa bermain tenis, tapi saya harus belajar cara untuk menjadi salesman tenis terbaik . Hal itu karena saya menemukan , alasan orang membeli tidak sama dengan alasan perusahaan menjual barangnya.
Perusahaan memberikan pengetahuan atau semacam pelatihan bagi kami. Mereka mengatakan agar kami bisa memberitahukan kepada pelanggan tentang keunggulan produk. Bahan sepatu kini lebih mutakhir. Karetnya dari karet Goodyear. Bahkan modelnya akan dibuat dengan teknologi yang membuat lebih memudahkan pergerakan. Pokoknya semua keunggulan produk ditunjukkan kepada kami.

Mereka kira dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan tersebut mereka akan meyakinkan pembeli. Tapi, nyatanya mengejutkan. sebagian besar pelanggan atau calon pembeli tidak ngurus. Malah sabaliknya. Kalau kita menjelaskan kepada seseorang dengan istilah-istilah yang tidak mereka mengerti, orang cenderung tidak percaya, mungkin karena dianggap 'nggurui'. Padahal kepercayaan sangatlah penting. Anda bisa saja membual segala keunggulan yang ada di produk anda agar mereka mau beli, tapi itu tidak lama. Bila ternyata produk anda mengecewakan, mereka akan segera meninggalkan anda.

Saya pun tersadar. Saya pun menghentikan penjelasan yang tidak bermanfaat itu. Saya kemudian menyadari bahwa ketika pelanggan ingin membeli sepatu, mereka melakukan tiga hal. Satu, mereka melihat tampilan dan gaya. Dua, mencoba siapa tahu nyaman. Dan tiga, mereka melihat harga. Kalo ada iklan dari bintang terkenal sih membantu. Tapi masalah teknologi, bahan, hasil tes dari lab, sepertinya tidak ada seorang pun yang ngurus. Dengan memahami tiga hal tersebut saya berhasil menjual segudang sepatu dan raket tenis.

Memahami apa yang ingin diketahui oleh orang - dan apakah hal itu berbeda dengan yang anda sampaikan kepada mereka adalah hal yang sangat mendasar bagi sales. Dan anda tidak dapat uang bila anda tidak bagus dalam selling.

Saya belajar hal ini ketika masih menjadi salesman sepatu saat remaja, dan hal tersebut masih menjadi dorongan dalam usaha saya.

Hal ini adalah sesuatu yang unik, dan pasti diketahui oleh banyak orang. Tapi nyatanya masih banyak perusahaan dan produk yang tidak melihat hal ini. Pelajaran ini sepertinya masih layak untuk dipelajari lagi dan lagi.

Apakah anda tahu kenapa pembeli memilih produk anda? Apakah alasan mereka sudah sama dengan alasan produk kita? Sudahkah anda tahu apa yang diinginkan calon pembeli? Kalo jawabannya belum? Apalagi yang mau sampean tunggu?

No comments:

Post a Comment