Monday, April 18, 2011

Ketika CCTV ikut UN

Terkejut dan kaget. Itu adalah reaksiku ketika melihat sebuah berita di Metro TV. Di Bogor, ada sejumlah sekolah yang bertaraf internasional memasang CCTV. Dan setelah ditelusuri ternyata tidak hanya di Bogor, di Purwokerto pun memasang CCTV.

Ada banyak alasan memang yang membuat sekolah tersebut memasang CCTV. Ada yang berdalih untuk diketahui publik bahwa sekolahnya memang tidak berniat untuk berbuat curang pada ujian kali ini.

Namun, satu hal yang pasti, terbayang dalam benak saya, bahwa sekolah yang seharusnya tempat mengajarkan kejujuran kini tidak lagi bisa dipercaya. Guru yang seharusnya menjadi panutan untuk berbuat jujur tidak lagi bisa diandalkan. Sungguh sebuah kepiluan yang mendalam.

Ternyata pendidikan kita yang ingin mewariskan kepada generasi muda nilai-nilai kebaian tidak lagi bisa diharapkan. Bagaimana tidak, wong ketika ujian saja harus dipantau CCTV. Seakan-akan guru dan sekolah bukan lagi tempat yang tepat untuk menempa siswa dalam mempraktekkan arti sebuah kejujuran.

Atau mungkin saya yang terlalu ideal. Padahal kita semua sudah tahu banyak sekolah-sekolah yang menganjurkan siswanya agar saling membantu dalam menjawab soal ujian. Banyak guru yang menjadi pengawas mendiamkan perbuatan curang karena di sekolah tempat ia mengajar guru lain juga bersedia untuk mendiamkan. Sama-sama menguntungkan. win-win solution lah bagi kedua belah pihak.

Ya mungkin kejujuran memang bukan lagi yang utama dalam mendidik anak-anak kita. Tidak heran kalo Indonesia menjadi tempat yang tidak lagi gemah ripah loh jinawi. Karena penduduknya memang masih mewariskan ketidakjujuran bagi anak-anaknya.

Wallahu a'lam bish showab.

No comments:

Post a Comment