Thursday, June 16, 2011

Masih tentang SDN Gadel

Kasus SDN Gadel semakin lama semakin tambah seru. Banyak komentator memberikan komentarnya. Tapi dari sekian banyak komentar yang ada aku suka komentar dari Mas Anis Baswedan. Semua ini sebenarnya sebuah hasil dari proses yang berlangsung selama bertahun-tahun. Bila kita tidak sadar dan masih meneruskan proses ini maka hasil yang lebih buruk akan terjadi. Kira-kira seperti itulah.

Pikiran lain yang terlintas adalah teringat kisahnya Umar. Umar ngotot ke Rasulullah kenapa harus berhijrah dengan diam-diam. "Bukankah kita ini yang benar?? Bukankah ada Allah bersama kita??" Ungkap Umar. "Bila memang kita ini yang benar kenapa harus takut?" Akhirnya dibuktikan oleh Umar bin Khattab seorang diri sahabat yang lain berhijrah dengan bersembunyi.

Ada juga kejadian ketika perjanjian Hudaibiyah. Saat Rasulullah diminta untuk tidak datang tahun ini untuk haji. Rasulullah menyetujui permintaan pihak Makkah. Lagi-lagi Umar tidak setuju. "Apakah kita ini lemah? Apakah kita ini tidak berada dalam kebenaran yang dijamin oleh Allah?". Rasulullah tidak bergeming, meski ditantang oleh kefaqihan Umar. Para sahabat pun terdiam ketika melihat Umar 'menantang' Rasulullah. Rasulullah pun akhirnya tetap menjalankan keputusannya.

Bayanganku, mungkin Bu Siami mengalami kondisi yang sama dialami oleh Umar. Menurut pengetahuannya ia berada di atas kebenaran. Kenapa mesti takut? Kenapa Ia mesti gentar?

Kejadian ini adalah sebuah kejadian yang sengaja diperlihatkan oleh Allah. Sebagian besar kita mungkin sudah tahu bahwa kejadian yang sebenarnya dilaporkan oleh Bu Siami sudah menjadi rahasia umum. Pihak sekolah tidak ingin siswanya tidak lulus adalah sebuah hal yang lumrah. Pihak sekolah meminta agar ada contekan yang sistematis juga adalah hal yang lumrah terjadi. Bagi yang menolak ada kejadian ini mungkin patut dipertanyakan berapa lama ia tinggal di Indonesia.

Untuk mengganti hal yang lumrah terjadi walaupun jelek butuh proses yang panjang. Karena budaya tersebut juga dibangun pada waktu yang lama. Kecuali memang ada orang yang seperti Umar bin Khattab yang tak tergoyahkan. Harus ada tokoh yang memiliki kekuatan digdaya baik di sisi intelektual, kekuasaan, dan finansial tapi yang terutama kekuatan moral.

Masih ada orang seperti 'Umar bin Khattab' di Indonesia ini? Semoga....

Wallahu A'lam

No comments:

Post a Comment